Mengenai Saya

Jumat, 28 Mei 2010

proses perencanaan pedidikan

A. Latar belakang masalah
Dalam bidang apapun, proses perencanaan merupakan unsur penting dan strategis yang memberikan arah dalam pelaksanaan kegiatan utuk mencapai tujuan atau sasaran yang dikehendaki. Dalam bidang pendidikan, proses perencanaan merupakan salah satu faktor kunci efektifitas keterlaksanaan kegiatan-kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan bagi setiap jenjang dan jenis pendidikan pada tingkat nasional, maupun lokal.
Namun apabila dilihat dalam kenyataan kesehariannya, unsur proses perencanaan pendidikan masih lebih banyak dijadikan faktor pelengkap atau penjabaran kebijakan pimpinan, sehingga sering terjadi tujuan yang ditetapkan tidak tercapai secara optimal. Salah satu penyebabnya adalah para perencana pendidikan masih kurang memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang lebih komprehensif. Selain itu, posisi bidang perencanaan belum merupakan “key factor” keberadaan suatu lembaga pendidikan, baik pada tingkat makro maupun mikro, sehingga sumbangan perencanaan pendidikan terhadap pencapaian visi, misi, dan tujuan pendidikan belum dirasakan secara optimal.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimanakah tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang harus dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh tujuan pendidikan yang optimal?
2. Ada berapa macam tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan bagaimanakah penjabaran uraiannya dalam sub pokok bahasannya?
C. Tujuan pembahasan
1. Menjelaskan tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan yang harus dijalankan oleh para perencana pendidikan agar memperoleh tujuan pendidikan yang optimal.
2. Menjelaskan macam-macam tahapan-tahapan dalam proses perencanaan pendidikan dan menjabarkan uraiannya dalam sub pokok bahasannya



BAB II
PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN

Dalam proses perencanaan pendidikan terdapat tahapan-tahapan dalam perencanaan-perencanaan yang diterapkan pada semua tataran sistemnya, baik operasional, institusional, maupun struktural. Adapun tahapan-tahapan perencanaan pendidikan terbagi menjadi 7 bagian, sebagai berikut:
1. Mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan.
2. Analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan.
3. Mengkonsepsikan dan merancang rencana.
4. Mengevaluasi rencana-rencana.
5. Menspesifikasikan rencana (Speciying The Plan).
6. Mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan)
7. Memantau pelaksanaan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.

1. Mendefinisikan Permasalahan Perencanaan Pendidikan
a. Ruang lingkup permasalahan pendidikan.
b. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan.
c. Kesenjangan antara kenyataan dengan harapan dalam perencanaan pendidikan.
d. Sumber daya dan hambatannya dalam perencanaan pendidikan.
e. Menentukan komponen-komponen dari perencanaan pendidikan beserta prioritasnya

a. Ruang lingkup permasalahan permasalahan pendidikan
Fokus yang dibahas dalam hal ini adalah gambaran dan rumusan batasan perencanaan pendidikan. Langkah ini menjadi sangat penting dan strategis, karena setiap kegiatan yang akan dirumuskan dalam proses perencanaan harus diarahkan dalam kerangka pemecahan masalah. Kekeliruan dalam rumusan batasan permasalahan berdampak pada kekeliruan merumuskan langkah kegiatan selanjutnya.
1. Kebutuhan akan perencanaan pendidikan
Kebutuhan akan perencanaan muncul sebagai akibat semakin intensif dan kompleksnya permasalahan yang muncul dalam masyarakat modern. Suatu permasalahan terjadi apabila suatu aktifitas atau kejadian menyimpang dari yang seharusnya terjadi.
2. Pengertian permasalahan perencanaan pendidikan
Terdapat tiga hal pokok yang harus diketahui dan diperhatikan untuk memberikan pemahaman tentang perencanaan pendidikan yang meliputi;
 Karakteristik perencanaan pendidikan, dimaksudkan untuk menggambarkan sifat khusus dari perencanaan pendidikan
 Rancangan dan kebijakan yang diambil
 Dimensi perencanaan pendidikan
untuk memahami arti perencanaan pendidikan, seseorang perlu memahami dimensi perencanaan pendidikan, yaitu tingkat ukuran dan besaran masalah yang terkait dengan perencanaan pendidikan. Ada 9 dimensi yang terkait dengan proses perencanaan pendidikan yaitu; (a) significance, (b) feasibilllity, (c) relevance, (d) definitivenness, (e) parsimoniousness, (f) adaptability, (g) time, (h) monitoring, (i) Subject motter.
 Kendala-kendala perencanaan pendidikan.
Kendala memegang peranan yang sangat penting dalam mendefinisikan arti perencanaan pendidikan yang utamanya meliputi; politik, ekonomi, dan waktu. Pada umumnya kendala-kendala yang muncul pada proses perencanaan pendidikan di tingkat yang lebih tinggi akan berdampak lebih besar pada tingkat di bawahnya.
3. Makna permasalahan perencanaan pendidikan
Berbeda dengan profesi lainnya perencanaan pendidikan tidak memiliki bidang pengetahuan teknis yang dikenali secara jelas. Perencanaan pendidikan terlihat sebagai perwujudan dari kecenderungan ke arah kegiatan manusia.
.
b. Pengkajian sejarah perencanaan pendidikan
Pengkajian mengenai sejarah perencanaan pendidikan tidak dapat dipastikan hubungannya denagan rencana pendidikan itu sendiri, karena baik perencanaan maupun pendidikan dahulu tidak pernah ada seperti bentuknya sekarang, tetapi gerakan-gerakan dan perencanaan pendidikan bersifat pararel dengan kemajuan yang dibuat, sehingga meninggalkan warisan mengenai cara-cara pemecahan permasalahan.
Warisan ini menggambarkan keteraturan perkembangan dari perencanaan yang pernah ada dan membantu memberikan pentunjuk kepada perencanaan pendidikan untuk menentukan bentuk masa depan. Sejarah dapat memberikan pemahaman tentang masa lalu, sementara perencanaan dapat menentukan masa depan. Dalam perencanaan, tanpa adanya sejarah maka tidak akan didapatkan mementum untuk melakukan sesuatu menuju masa depan.
Pada saat ini makna pendidikan dan perencanaan telah berkembang yang didasari oleh konsep sistem dimana di dalamnya terdapat interaksi diantara banyak variabel. Adapun variabel-variabel yang harus diperhatikan adalah posisi sekolah dalam lingkungan masyarakat, analisis kebutuhan dan perencanaan yang berkaitan dengan penggunaan lahan, berkaitan trasportasi, kurikulum, nilai-nilai yang berkembang di masyarakat dan faktor-faktor lain, baik yang bersifat terselubung maupun trasparan.
C. Kesenjangan antara kenyataaan dengan harapan dalam perencanaan pendidikan
Kenyataan (das sein), yakni suatu pandangan yang mengungkapkan bahwa sekolah harus mandiri dan tidak berada pada suatu institusi, kenyamanan pendidikan akan mengambil tempat dimana kondisi siswa sebanding dengan ketersediaan tenaga pengajar saat ini, dan para pengolola sekolah dapat menangani langsung operasional sekolah untuk disesuaikan kehendak masyarakat.
Pada kenyataan dalam perencanaan pendidikan hendaknya dipertimbangkan pula situasi belajar yang nantinya diharapkan mampu menunjang proses belajar mengajar, misalnya kaitan belajar dengan tempat bermain, kesenian atau olahraga. Begitu pula hubungannya dengan jadwal belajar juga termasuk di dalamnya jumlah hari libur yang merupakan satu rangkaian tidak terpisahkan dengan proses belajar mengajar tersebut.
Harapan dalam fIlosofi perencanaan pendidikan adalah apa yang seharusnya (das sollin). Berpijak pada pemikiran mengenai harapan di atas, jelas bahwa perencanaan pada umumnya berorientasi pada suatu sistem, artinya bagaimana suatu perencanaan pendidikan mampu memberikan solusi pemecahan masalah dan bertindak sebagai jembatan bagi berbagai perbedaaan yang ada.
D. Sumber daya dan hambatannya dalam perencanaan pendidikan
Sumber daya dan hambatan merupakan dua bagian penting yang perlu di identifikasi dan dikenali dalam perrumusan sebuah perencanaan pendidikan. Untuk menghasilkan atau mencapai solusi maksimal suatu perencanaan tergantung pada ketersediaan sumber daya dan karakter hambatan yang ada, baik secara individu maupun kelembagaan.
E. Menentukan komponen-komponen dari perencanaan pendidikan beserta prioritasnya
1. Pendekatan sistem dalam perencanaan pendidikan.
Perencanaan pendidikan terdiri dua komponen dasar, yaitu proses perencanaan dan isi perencanaan. Pada tulisan tujuh fase proses perencanaan dikonstruksikan untuk menyisipkan beberapa cara yang saling berhubungan yang mampu memproduksi hasil pendidikan dengan sosial, ekonomi, dan detail fisik yang berhubungan dengan masalah-masalah pendidikan.
2. Komponen: konteks pendidikan
Pendidikan fungsional untuk merencanakan pendidikan membutuhkan gambaran yang jelas dari sistem pendidikan. Kejelasan menyeluruh, asumsi yang penting untuk model proses perencanaan pendidikan dan sistem pendidikan harus di pertimbangakan secara menyeluruh

2. Analisis Bidang Telaahan Permasalahan Perencanaan
Seseorang perencana pendidikan dalam menentukan pekerjaan yang akan berhadapan dengan berbagai kekuatan dan kepentingan akan mempengaruhi proses perumusan perencanaan. Oleh karena itu seseorang perencanaan harus;
 Mampu mengidentifisikan berbagai kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) yang akan mempengaruhi proses perencanaan.
 Mampu memahami sifat-sifat dasar manusia
 Mampu memahami kebutuhan-kebutuhan dasar manusia
 Mampu menguasai berbagai jenis pendekatan dalam perencanaan sistem pendidikan
 Mampu memformulasikan suatu rancangan pendidikan yang berorientasi kepada aspek-aspek fisik, manajemen, dan kurikulum yang disesuaikan dengan aspek-aspek fisik, politik, ekonomi yang berlaku pada lingkungannya
Untuk dapat memformulasikan rancangan pendidikan sebagaimana disebutkan di atas, seorang perencana pendidikan harus mampu menganalisa bidang telaahan permasalahan perencanaan pendidikan. Analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan ini merupakan tahapan ketiga dari tujuh tahapan dalam proses perencanaan pendidikan. Adapun langkah-langkah dalam menganalisa bidang telaahan permasalahan perencanaan pendidikan yaitu;
a. Mempelajari bidang telaah dan sistem-sistem sub bidang telaah
Pendidikan merupakan suatu sistem. Di dalam sistem terdapat berbagai proses yang kemudian membentuk sub-sub sistem. Proses-proses tersebut terjadi di dalam suatu lingkungan yang kemudian disebut sebagai lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan secara luas inilah yang merupakan bidang telaah masalah perencanaan pendidikan.
Terdapat berbagai sistem dalam lingkungan pendidikan yang secara garis besarnya dapat di bagi dalam 4 sistem. Keempat sistem tersebut merupakan satu kesatuan yang membentuk sistem pendidikan.
1. Sistem aktifitas pendidikan
2. Sistem komunikasi pendidikan
3. Sistem fasilitas pendidikan
4. Sistem operasional pendidikan
b. Mengumpulkan data
Ada 5 tahapan dalam sistem pengorganisasian data, yaitu; pertama, data dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam sistem. Kedua, data diisikan atau ditempatkan di tempat penyimpanan data. Ketiga, data diolah (dikemas) menurut aturan yang sudah ada. Keempat, data ditampilkan dalam bentuk yang dapat digunakan. Kelima, data dipindahkan dari satu titik ke dalam sistem titik yang lain sesuai dengan keperluannya. Data yang diperoleh kemudian diklasifikasi dan selanjutnya digunakan untuk perencanaan pendidikan baik jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.
c. Tabulasi data
Proses tabulasi data harus lebih akurat dari tahun ke tahun, sehingga diperlukan adanya survei tahunan untuk riset dan penelitian yang ada guna mendapatkan data yang terbaru. Tabulasi data sangat diperlukan di dalam perencanaan pendidikan untuk berbagai analisis data.
d. Perkiraan/peramalan (forecasting) perencanaan
Teknik peramalan pendidikan menggunakan beberapa metode dengan memperhatikan berbagai aspek (masyarakat, perubahan ekonomi, dan aktivitas lainnya) dan sistem pendidikan membuat asumsi dasar dan asumsi khusus.
Asumsi dasar merupakan asumsi yang berkenaan dengan faktor kelahiran, kematian, rata-rata, populasi migrasi, bentuk pemerintahan, politik, ekonomi, organisasi. Sedangkan asumsi khusus merupakan asumsi yang dipusatkan pada kondisi lokal.

3. Mengkonsepsikan Dan Merancang Rencana
Perencanaan pendidikan akan memberikan kontribusi yang besar jika dapat menilai efektifitas berbagai program yang ditanganinya. Empat bidang perhatian perencanaan pendidikan, yaitu: (a) sejumlah aktifitas yang tercakup dalam berbagai lembaga pendidikan, (b) kebutuhan manusia akan lembaga pendidikan, perencanaan fasilitas fisik yang berkaitan dengan proses dan teknik, dan (d) administrasi gedung dan peralatan sekolah.
Pekerjaan perencanaan pendidikan memerlukan interpretasi ringkas mengenai kebutuhan masyarakat dan cara memenuhinya. Perencanaan haruslah bersifat komprehensif dan seorang perencana harus menyeimbangkan sesuatu yang diinginkan dengan sesuatu yang memungkinkan terjadi. Dalam mengindentifikasi kecenderungan umum, maka perlu mengkaji antara lain: (a) latar belakang perencanaan, (b) pola dan kecenderungan umum pada manusia, (c) pola dan kecenderungan yang menonjol pada tempat, (d) pengaruh fisik, (e) kewilayahan tempat (places), (f) peran persepsi (perception), (g) pola dan kecenderungan umum pada pergerakan (movement), (h) pola dan kecederungan umum pada ekonomi, (i) pola dan kecenderungan yng menonjol pada aktivitas, (j) beberapa kecenderungan perencanaan pendidikan
Setelah mengidentifikasi kecenderungan umum, maka langkah selanjutnya dalam mengkonsepsikan dan merancang rencana, yaitu menentukan tujuan dan sasaran, untuk kemudian merancang rencana (designing plans) pendidikan.

4. Mengevaluasi Rencana-Rencana
Simulasi perencanaan pendidikan adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem dengan tujuan untuk memberikan suatu metode dalam mengamati ( visualisasi) berbagai perilaku komponen perencanaan. Ada tiga model utama simulasi yang dapat dioperasikan yaitu; (a) model perubahan berkelanjutan (continously changing model), (b) model periode tertentu (fixed period model), dan (c) model peristiwa terpisah-pisah (discrete event model).
Empat faktor mendasar yang harus menjadi pertimbangan dalam mensimulasikan sebuah perencanaan yaitu; (a) peranan perencanaan (the role of planning), (b) Model (the model), (c) pengukuran keefiktifan model (the measure of the model’s effectiveness), (d) Kriteria-kriteria keputusan (the creteria of the decision)
Enam hal yang menjadi pertimbangan dalam proses pembuatan model, yaitu; (a) tingkat agregasi (the levelof aggregation), (b) Perlakuan terhadap waktu (treating time), (c) Dampak-dampak perubahan (the effectts of change ), (d) pengoperasian model (operating the model ), (e) penggunaan variabel-variabel (using variables), (f) menentukan parameter ( establishing parameters )
Model yang dipakai dalam simulasi adalah; (a) model simulasi untuk dimensi orang-orang, (b) model simulasi untuk tempat-tempat, (c) model-model simulasi untuk pergerakan-pergerakan, (d) model-model simulasi yang digunakan dalam ekonomi, (e) model simulasi yang digunakan untuk kegiatan-kegiatan (activities)
Beberapa teknik yang digunakan untuk evaluasi perencanaan pendidikan yaitu; (a) matriks yang dipilih (preference), (b) pemetaan peringkat, (c) pembobotan sejumlah besar sasaran, (d) skala penilaian ordinal, (e) matriks evaluasi, (f) metode pemeringkatan dan pembobotan
Setiap perencanaan hendaknya dan hasilnya harus menunjukkan imbalan yang berkaitan dengan perencanaan yang sistematis. Perencanaan pendidikan yang komprehensif harus melibatkan unsur-unsur fisik, sosial dan ekonomi yang saling berkaitan dan hendaknya diperlakukan sebagai sistem yang terpadu. Bagian penting dari suatu perencanaan pendidikan yang komperehensif adalah proses fisik, sosial dan administratif menunjukkan perlunya koordinasi, fleksibilitas dan pemilihan waktu komitmen dan berbagai fungsi.
5. Menspesifikasikan Rencana (Speciying The Plan)
Rumusan masalah yang jelas diperlukan dalam penyusunan perencanaan yang komprehensif. Perencanaan muncul sebagai aktifitas keikutsertaan (participatory) mencapai tujuannya dengan memadukan semua unsur, sehingga tujuan itu tercapai dari orang yang akan dilayani oleh lingkungan dan akan dipengaruhi oleh lingkungan yang memiliki hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam merencanakan modifikasi atau pengembangan lingkungan tersebut. Perencanaan pendidikan memberikan rekomendasi mengenai serangkaian tindakan yang mencapai tujuan yang diinginkan. Jenis-jenis perencanaan pendidikan, yaitu:
a. Perencanaan pendidikan adaptif
b. Perencanaan pendidikan kontingensi
c. Perencanaan pendidikan kompulsif
d. Perencanaan pendidikan manipulatif
e. Perencanaan pendidikan indikatif
f. Perencanaan pendidikan bertahap (incremental)
g. Perencanaan pendidikan otonomi
h. Perencanaan pendidikan perbaikan/pemulihan (amelioratif)
i. Perencanaan pendidikan normatif
j. Perencanaan pendidikan fungsional
k. Pemograman pendidikan

6. Mengimplementasikan Rencana (Implementing The Plan)
Perencanaan kebijakan pendidikan menyangkut pengembangan pedoman umum tindakan oleh sekelompok orang tertentu (elected effecials). Perencanaan program pendidikan menyangkut persiapan rencana-rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur untuk diterapkan oleh institusi/organisasi administrasi pendidikan dalam kerangka sistem pendidikan yang ada. Rencana pendidikan akan mengarahkan proses pembuatan keputusan dengan memperhatikan pengembangan program –program pendidikan dan alat-alat yang dibutuhkan untuk menjalankannya.
Perencanaan pendidikan yang komprehensif merupakan konstitusi yang tidak permanen dan merupakan kumpulan-kumpulan prinsip-prinsip pendidikan fundamental. Perencanaan pendidikan mempunyai sejumlah masalah yang unik, sehingga tidak ada satu bentuk perencanaan tertentu dapat dilaksanakan dan diorganisasikan yang akan menjamin efektivitas agensi. Dalam mengorganisasikan unit-unit oprerasional perencanaan pendidikan memiliki keterampilan metodologis berupaya menjangkau seluruh kepentingan pendidikan dengan kriteria yang obyektif dan rasional.
Sebuah perencanaan mengandung banyak bagian, peran, pelaku dan dan kerjasama untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan, yang dibutuhkan dalam perencanaan adalah kerjasama dan kesamaan pikiran sebelum proyek tersebut dimulai. Variasi situasi kerjasama dapat diinterpretasikan dalam lima kerjasama yaitu; (a) kerjasama antara orang, (b) kerjasama berkaitan dengan tempat, (c) kerjasama berkaitan dengan perubahan atau gerakan, (d) kerjasama berkaitan dengan ekonomi, dan (e) kerjasama berkaitan dengan aktivitas
Koordinasi adalah proses penjadwalan kegiatan untuk menghilangkan konflik agar tujuan dapat tercapai. Mengkoordinasikan kegiatan yang berbeda dalam tujuan agensi pendidikan yang beragam merupakan esensi perencanaan pendidikan yang komprehensif dengan tujuan untuk menerjemahkan tujuan perencanaan pendidikan yang komprehensif ke dalam program-program praktis.

7. Memantau Pelaksanaan Rencana Dan Umpan Balik Bagi Perencanaan
Monitoring perencanaan yang sedang berlangsung memungkinkan suatu alat pengendalian yang baik dalam seluruh proses implementasi. Penjadwalan dapat digunakan untuk mengindentifikasi setiap aktivitas yang dilaksanakan dan pendekatan komprehensif. Teknik penjadwalan antara lain;(a) CPM (critikal path method) dan (b) PERT (program evaluation reseach task). Diagram penjadwalan yang digunakan untuk aktivitas monitoring yaitu; (a) Diagram Grant, (b) diagram PERT dan, (c) precedence diagram.





Perbedaan PERT dengan CPM
PERT CPM
Probabilistik Deterministik
Berorientasi pada kejadian Berorientasi pada aktifitas
Tidak berdasarkan pengalaman Berdasarkan pengalaman
Estimasi multi waktu Estimasi satu waktu

Evaluasi merupakan suatu aktivitas pengendalian yang memungkinkan intervensi yang positif. Evaluasi memeriksa arah yang diambil dan mengevaluasi hasil atau penyimpangan dari perencanaan sebelumnya. Evaluasi harus bersifat komprehensif dan terbuka terhadap berbagai kritikan. Lima faktor penting dalam setiap aktivitas, pendidikan yaitu; (a) tempat aktivitas yang dilakukan, (b) waktu aktivitas dilakukan, (c) orang yang terlihat dalam aktivitas, (d) sumber daya yang diperlukan untuk aktivitas tersebut, (e) proses pelaksanaan aktivitas.
















BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Agar tujuan dari perencanaan pendidikan bisa dicapai dengan hasil yang maksimal dan optimal, maka para perencana pendidikan diharuskan untuk lebih bisa memahami proses dan mekanisme perencanaan dalam konteks yang lebih komprehensif. Adapun proses perencanaan pendidikan yang mengembangkan pendekatan komprehensif , mencakup aspek-aspek: mendefinisikan permasalahan perencanaan pendidikan, analisis bidang telaahan permasalahan perencanaan, mengkonsepsikan dan merancang rencana, mengevaluasi rencana-rencana, menspesifikasikan rencana (Speciying The Plan), mengimplementasikan rencana (Implementing The Plan), memantau pelaksanaan rencana dan umpan balik bagi perencanaan.



b. Dartar Pustaka
UDIN Syaefudin Sa’ud, M.Ed., Ph.D. and Prof. Dr. Abin Syamsudin Makmun, M.A. (2005). Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Drs. Harjanto. (2005). Perencanaan Pengajaran. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Dr. Hamzah B. Uno, M.Pd. (2006). Perencanaan Pembelajaran. PT Bumi Aksara,
Jakarta.